Senin, 24 April 2017

EKTOPARASIT PADA ANJING DAN KUCING

oleh Alvin Febrianth, DRH

Gangguan kulit dan rambut pada anjing dan kucing merupakan masalah yang sering dikeluhkan oleh pemilik hewan. Bahkan gangguan kulit dan rambut merupakan kasus yang hampir setiap hari ditangani oleh dokter hewan. Penyebab paling sering gangguan kulit dan rambut pada anjing dan kucing adalah karena ektoparasit. Ektoparasit adalah organisme yang merugikan yang berada diluar tubuh dalam hal ini berada pada kulit atau rambut anjing dan kucing. Ektoparasit yang dibahas kali ini yaitu pinjal (flea) pada anjing dan kucing.
Pinjal merupakan ektoparasit yang sering ditemukan pada anjing dan kucing. Spesies pinjal pada anjing yaitu ctenocephalides canis, sedangkan pada kucing ctenocephalides felis. Bahkan spesies pinjal ctenocephalides felis merupakan penyebab utama pada kasus ektoparasit karena pinjal pada anjing dan kucing. Pada anjing yang terdapat pinjal biasanya spesies yang ditemukan juga ctenocephalides felis. Pinjal memiliki warna tubuh cokelat kehitaman dan dapat dilihat dengan kasat mata pada kulit anjing atau kucing. Pinjal ini memiliki siklus hidup dari stadium telur, larva, pupa sampai dewasa membutuhkan waktu paling tidak 3 minggu. Dari stadium telur sampai pupa semuanya berada di lingkungan. Ketika sudah memasuki stadium dewasa barulah pinjal ini loncat ke tubuh anjing atau kucing. Pinjal ke tubuh anjing dan kucing dengan cara meloncat bukan terbang karena tidak memiliki sayap, beberapa menyebut pinjal dengan istilah kutu loncat.
Gambar 1. Ctenocephalides felis

Gejala klinis yang tampak jika anjing dan kucing terdapat pinjal yaitu rambut menjadi sangat rontok. Pada anjing yang terdapat pinjal biasanya pada bagian belakang tubuhnya terdapat kebotakan dan kulitnya sedikit kemerahan. Pada kucing tidak terlalu tampak, biasanya kerontokan dan kemerahan hampir diseluruh tubuhnya. Kemerahan pada kulit terjadi akibat garukan dari anjing dan kucing karena rasa gatal yang disebabkan oleh gigitan pinjal.
Selain gejala klinis yaitu kerontokan rambut pinjal juga dapat menyebabkan reaksi alergi, biasa disebut Flea Allergic Dermatitis. Alergi yang ditimbulkan akibat dari gigitan pinjal ke kulit anjing atau kucing. Pinjal ketika menggigit akan mengeluarkan saliva atau air liur yang menggandung zat allergen masuk ke dalam kulit. Akibatnya tubuh anjing atau kucing terutama bagian kulit akan merespon sebagai reaksi alergi berupa rasa gatal. Akibat dari respon alergi ini kulit juga akan tampak kemerahan. Pinjal selain menimbulkan masalah pada kulit juga menjadi agen penularan penyakit lain, yaitu dapat menularkan cacing ke dalam tubuh anjing atau kucing. Jika pinjal pada anjing atau kucing jumlahnya sangat banyak dapat juga menyebabkan anemia atau kekurangan darah karena pinjal di tubuh anjing atau kucing akan menghisap darah.
Gambar 2. Flea Allergic Dermatitis Pada Anjing

Gambar 3. Flea Allergic Dermatitis Pada Kucing

Jika anjing atau kucing tersebut terdapat pinjal maka harus diberikan treatment atau pengobatan. Treatment yang dilakukan yaitu pemberian anti ektoparasit, biasanya berupa tetes atau spot-on pada anjing dan kucing sebulan sekali. Jika dalam satu rumah terdapat anjing atau kucing lebih dari satu, harus diberikan treatment semuanya. Kemudian anjing atau kucing harus dimandikan satu minggu sekali dengan menggunakan shampoo khusus anti kutu. Karena pinjal ini juga berada di lingkungan maka harus menjaga kebersihan area sekitar dan properti yang digunakan seperti kandang, bak pasir, tempat makan dan minum. Kandang, bak pasir dan lingkungan sekitar bisa dicuci atau dibersihkan dengan desinfektan khusus.
Pencegahan yang dilakukan agar anjing dan kucing tidak terkena pinjal yaitu dengan membatasi bermain di tempat-tempat kotor seperti di rumput atau di tanah. Batasi kontak dengan anjing atau kucing lain. Selalu perhatikan jadwal pengulangan pemberian obat anti ektoparasit dan jadwal memandikan anjing dan kucing. Selalu menjaga kebersihan lingkungan terutama kandang dan area bermain. Selalu konsultasikan ke dokter hewan jika anjing atau kucing kita terdapat pinjal atau masalah kulit dan rambut.

Sumber Pustaka :
Medleau, L. and K.A. Hnilica. 2006. Small Animal Dermatology: A Color Atlas and Therapeutic
Guide. Second Edition. Saunders Elsevier. USA.
Nuttal, T., Richard G.H. and Patrick J.M. 2009. A Colour Handbook of Skin Diseases of the Dog
and Cat. Second Edition. Manson Publishing Ltd. UK.
Rhodes, Karen H. and Alexander H. Werner. 2011. Blackwell’s Five-Minute Veterinary Consult
Clinical Companion:Small Animal Dermatology. Second Edition. Blackwell Publishing
Ltd., USA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar