Selasa, 13 Desember 2016

FELINE PANLEUKOPENIA

Oleh Nindya Kusuma, DRH

Bulan Desember ini di Tabby Pet Care menerima pasien kucing jantan bernama Molly, berumur 8 bulan dengan keluhan tidak mau makan, muntah, kucing hidupnya outdoor dan diare serta status vaksin belum pernah. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik kondisi kucing mengalami dehidrasi, vomit profus, hipersalivasi, suhu 40,3 ÂșC, abdominal pain, dan kondisi lemas. Karena gejalanya mirip dengan penyakit lainnya maka dibutuhkan penegakan diagnosa dengan menggunakan rapid tes kit FPV (Feline Panleukopenia Virus).
Feline panleukopenia atau dikenal juga sebagai cat distemper adalah salah satu penyakit akut yang berbahaya karena memiliki mortalitas (tingkat kematian) yang tinggi. Dengan kata lain, kucing yang terkena penyakit panleukopenia memiliki tingkat hidup kecil. Penyakit ini tersebar diseluruh dunia termasuk juga di Indonesia dan menyerang kitten dan kucing dewasa. Feline Panleukopenia disebabkan oleh golongan canine parvo virus, non enveloped single strand DNA virus. Virus tersebut mampu stabil bertahan di lingkungan lebih dari 1 tahun. Untuk bereplikasi (memperbanyak diri) virus membutuhkan sel yang secara efektif sedang memperbanyak diri (mitosis).         
Masa inkubasi penyakit panleukopenia berlangsung selama 2-9 hari. Sistem tubuh yang terinfeksi adalah jaringan lymphoid dan gastrointestinal. Gejala klinis yang muncul adalah demam, anoreksia (tidak mau makan), vomit (muntah), dan diare. Penularan virus panleukopenia  melalui kontak fisik dengan tempat pakan-minum, litter box, kandang dan kotoran kucing yang terinfeksi FPV.
Tes Kit FPV Positif
            Penggunaan rapid tes kit FPV (Feline Panleukopenia Virus) dengan mengambil sampel feses kucing yang diduga terkena FPV lalu dicampur ke dalam diluent kemudian diteteskan pada rapid test kit. Foto tes kit di atas tampak muncul dua garis pada kolom C dan kolom T, artinya menunjukkan hasil positif jika ke dua garis muncul. Berikut foto gejala FPV yaitu vomit (muntah) dan diare:

Foto Kucing FPV Mengalami Muntah
Foto Kucing Mengalami Diare Berdarah 
Terapi untuk kucing yang terkena panleukopenia adalah fluid therapy (cairan infus), pemberian antibiotik, immunostimulant, antiemetik (antimuntah), anti diare dan diet pakan untuk intestinal. Akibat muntah dan diare tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit sehingga dibutuhkan fluid therapy (cairan infus) agar tubuh tidak mengalami dehidrasi. Pemberian antibiotik bertujuan untuk mencegah infeksi sekunder dari bakteri dan pemberian immunostimulant untuk menambah daya tahan tubuhnya. Terapi pakan khusus intestinal karena di dalam kandungan pakan tersebut mengandung protein yang stabil untuk usus. Kucing Molly menjalani rawat inap di Tabby Pet Care selama 10 hari dan sekarang Molly telah berkumpul bersama saudara saudaranya di rumah J

SUMBER :
Augus, JR. 2006. Consultation  in Feline Internal Medicine Volume 5. Elsevier Saunders.
Stephen, CB; Dwight D.Bowmann. 2006. The 5-Minute Veterinary Consult Canine and

Feline Infectious Diseases and Parasitology. Blackwell Publishing.  

1 komentar:

  1. Dok, anak kucing saya berusia mau ke 2bulan,tapi dia mati karena lemas,kayak tiduran terus otot nya lemas gitu lah,gak bisa berdiri, dan dia itu mencret tapi gak sampai mencret darah sama susah makan &minum karena harus di siapin makanan cair.
    Nah perkiraan saya, anak kucing saya terkena FPV apakah itu benar dok?
    Belum di vaksin soal nya nunggu 2 bulan aja
    Dan anak kucing saya yang tersisa sekarang menunjukan gejala yang sama
    Tolong beri penjelasan nya dok, saya gak pingin anak kucing saya nyusul saudara nya disana

    BalasHapus