Rabu, 11 Mei 2016

Awas . . . ! Serangan Kutu, Pinjal dan Caplak

Oleh Nindya Kusuma, DRH

Anjing dan kucing bukan hanya sebagai hewan peliharaan kita tetapi juga salah satu anggota keluarga, sahabat, dan teman kita yang patut diperhatikan, jaga dan sayangi. Bentuk perhatian kita dengan ikut memperhatikan kondisi kesehatannya. Kesehatan kulit juga harus mendapat perhatian khusus karena seringnya kita kontak fisik dengan mereka. Kesehatan kulit juga merupakan indikasi untuk keberadaan suatu penyakit. 
Kualitas kesehatan rambut pada  anjing dan kucing dikendalikan oleh sejumlah faktor, termasuk hormon, gizi, kesehatan umum, infestasi parasit, genetika, dan frekuensi perawatan dan mandi. Kekurangan protein yang disebabkan oleh parasit, pola makan yang buruk atau sakit
menyebabkan
rambut menjadi kusam, kering, rapuh, dan tipis. Permasalahan kulit yang sering ditemui pada anjing dan kucing adalah keberadaan kutu (lice), pinjal (flea) dan caplak (tick). Keberadaan parasit ini menimbulkan permasalahan pada hewan kesayangan. Jika dibiarkan maka hewan kesayangan akan menjadi tidak tenang sehingga nafsu makan menurun kemudian jatuh sakit.
Kutu yang sering ditemui pada kucing adalah Felicolasubrostratus yang hidup dengan memakan epitel kulit yang akan membuat rambut rontok dan rasa gatal. Felicola subrostratus hidup pada permukaan kulit. Siklus hidup pada kutu dari telur sampai bertelur lagi membutuhkan waktu 24-33 hari. Kutu berjalan lambat di rambut sehingga mudah ditangkap.      
Selain kutu, terdapat pinjal (flea) yang juga menyerang anjing dan kucing. Pinjal memiliki ukuran tubuh lebih besar dan dapat dilihat secara makroskopis jika dibandingkan dengan kutu (lice). Pinjal berbentuk pipih dan dapat meloncat atau sering disebut sebagai kutu loncat. Pinjal mampu bergerak cepat melalui rambut sehingga sulit ditangkap. Bagian tubuh anjing dan kucing yang disenangi oleh pinjal adalah daerah sacral, lumbal, ekor dan kepala. Pinjal membutuhkan lingkungan yang lembab untuk berkembang dan bereproduksi.  
Setelah pinjal kawin pada kulit kucing maka betina akan bertelur dalam waktu 24 hingga 48 jam. Betina dapat memproduksi hingga 2.000 telur. Telur jatuh dan menetas di lingkungan rumah Anda, seperti di bawah furniture dan di karpet, rak, dan tempat tidur. Pada lingkungan yang lembab merupakan tempat ideal untuk bertelur. Dalam 10 hari, telur menetas menjadi larva, larva berubah menjadi kepompong dan masuk ke tahap pupa yang berlangsung selama berhari-hari atau bulan. Setelah menetas, pinjal dewasa akan mencari host, biasanya di sela-sela rambut terdapat feses pinjal yang berwarna hitam. Di bagian kulit yang terserang pinjal mengalami kemerahan (eritrema), dan jika banyak dapat menyebabkan alopesia lokal. Jika salah satu tidak segera ditemukan maka mereka dapat hidup selama satu sampai dua minggu tanpa makan.
Spesies pinjal yang sering menyerang anjing dan kucing adalah ctenocephalides canis dan ctenocephalides felis. Pinjal juga sebagai vektor cacing diplydium caninum. Saat pinjal menggigit maka sekaligus juga saliva mengenai permukaan kulit sehingga menyebabkan reaksi inflamasi. Hal ini yang menimbulkan rasa gatal sehingga anjing akan menggaruk bagian kulit tersebut dan kulit bekas garukan akan memicu tumbuhnya infeksi bakteri. Tindakan untuk mencegah keberadaan pinjal pada hewan peliharaan Anda yaitu sterilisasi dengan desinfektan lingkungan sekitar anjing dan kucing. Serta lingkungan juga harus dirawat dan diperhatikan kebersihannya.
Anjing yang terinfestasi caplak akan menimbulkan ketidaktenangan karena anjing akan sibuk untuk menggaruk-garuk dan menggigit bagian kulit yang terdapat caplak. Caplak biasanya ditemukan di jari-jari kaki, sekitar telinga, axilla, daerah selangkangan dan daerah perineum. Selain itu, akibat infestasi caplak (tick) pada anjing yaitu:

§  Menyebabkan terjadinya luka traumatik akibat gigitan caplak.
  • §   Caplak menghisap darah pada anjing sehingga anjing Anda akan mengalami anemia karena kehilangan darah.
  • §    Caplak juga sebagai vektor pembawa penyakit parasit darah (blood parasites) pada anjing seperti babesia, ehrlichiosis dan hepatozoon. Saat caplak menghisap darah maka juga mentrasmisikan penyakit parasit darah.       
  • §       Mengurangi nilai estetika dari kulit hewan kesayangan kita.

Gambar Anjing Infestasi Caplak (tick) pada Anjing Betina 

Siklus hidup caplak memiliki stadium telur, larva berkaki 6, nimfa berkaki 8, dan caplak dewasa. Larva berkaki 6 akan aktif mencari hospes kemudian moulting menjadi nimfa berkaki 8 dan akan mencari hospes lagi. Setelah caplak jantan dan betina kawin di kulit anjing kemudian  caplak betina turun untuk meletakkan telurnya. Jika semua telur sudah dikeluarkan dari tubuhnya maka betina akan mati. Seekor caplak betina dewasa dapat menghisap darah sebanyak 0,5-2 ml.   
Jangan pernah anggap keberadaan kutu (lice), pinjal (flea) dan caplak (tick) adalah hal yang dipandang sebelah mata karena pemberantasannya atau penyembuhannya cukup lama berkaitan dengan lingkungan sehingga membutuhkan kerja sama dan kesabaran dari pet owner. Terapi untuk infestasi kutu, pinjal dan caplak pada kulit anjing dan kucing yaitu dengan spot-on dan shampoo sedangkan pada lingkungannya dengan rutin membersihkan kandang dan menjaga kebersihan area sekitar tempat tinggal mereka.
Penularan kutu dan caplak melalui kontak antar hewan dan lingkungan yang terinfestasi. Jadi, begitu ada kutu, pinjal dan caplak menyerang hewan kesayangan kita maka jangan ragu-ragu untuk segera memeriksakan pada dokter hewan.    

      
Sumber           :
Debra M, Eldredge; Delbert G, Carlson, Liisa D, Carlson; James M, Giffin. 2007. Dog’s Owner
Home Veterinary Handbook 4th ed. Wiley Publishing, Inc.                  
Debra M, Eldredge; Delbert G, Carlson, Liisa D, Carlson; James M, Giffin. 2008. Cat’s Owner
Home Veterinary Handbook 3rd ed. Wiley Publishing, Inc.
Subronto. 2010. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing cetakan ke 2.
Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar